(*nama sudah diganti) Click here to read in English or other languages.

Pertama-tama saya mau bersyukur kalau Tuhan membawa saya ke tempat ini serta diberi kesempatan untuk melayani di tempat pelayanan ini. Sejak pertama mendengar presentasi dari kakak-kakak mentor disini melalui zoom saya langsung merasa tergerak dan ingin tahu lebih banyak tentang pelayanan ini. Saya langsung menghubungi beberapa teman yang kelihatannya juga tertarik dengan pelayanan ini dan ingin magang di sini. Saya tidak tahu apa sebabnya, tetapi sejak saya mendengar tentang pelayanan ini saya merasa semangat untuk datang ke sini.

Hari pertama saya menginap di daerah kumuh ini jujur ada rasa khawatir dan takut. Khususnya karena saya tinggal agak sedikit jauh dari kakak mentor kami, jadi setiap kali melewati jalan yang sedikit lebih gelap ada rasa takut. Bukan rasa takut akan hantu, tapi takut mungkin dibunuh, dirampok, atau diculik. Karena yang saya tahu di daerah ini ada banyak orang jahat, seperti pemakai narkoba, anak-anak punk, anak-anak jalanan, dll. Tetapi pikiran jelek saya saat itu ternyata salah. Seringkali penampilan luar membuat orang takut untuk mendekat dan berhubungan dengan orang-orang di sini. Setelah lebih lama saya berada di sini, saya justru merasa lebih aman dan tidak takut lagi.

Kakak mentor kami pernah mengatakan bahwa banyak anak-anak di sini kurang mendapatkan perhatian dari keluarga mereka. Karena itu saya sangat senang berelasi dengan anak-anak di sini. Saya merasa nyaman berelasi dengan mereka, dan lebih dari itu saya merasa memiliki keluarga-keluarga kecil yang baru. Saya menganggap anak-anak disini seperti adik saya sendiri. Ada rasa damai yang saya rasakan ketika berada di tengah-tengah masyarakat ini khususnya saat berada bersama anak-anak, walaupun banyak dari mereka yang seringkali membuat saya kesal dan lelah, namun semua itu tergantikan oleh rasa damai dan sukacita yang saya rasakan.

Kakak-kakak mentor di sini sering mengajak saya berkeliling lingkungan ini. Pertama-tama mereka membimbing kami dan mengantar kami, setelah kami sudah merasa lebih nyaman di lingkungan ini kami bisa berkeliling dan berkenalan dengan banyak orang di sini. Saya senang bisa mengenal beberapa warga di sini khususnya ibu-ibu. Namun yang sedikit mengagetkan saya saat seorang ibu berkata bahwa mereka kecewa dengan orang Kristen yang suka membagi-bagikan makanan buat orang miskin tetapi mereka sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kami. Mereka hanya sekedar membagikan makanan atau sembako kepada kami, tetapi tidak mengenal dan berhubungan langsung dengan kami. Maka saya belajar, bahwa berada di sini dan membangun hubungan dengan para warga di sini lebih penting dari sekedar membagi-bagikan makanan dan sembako gratis. Jika kita berbicara tentang orang miskin tidak melulu hanya tentang kekurangan makanan, namun teman-teman kita disini sangat senang untuk berinteraksi langsung dengan kita, mereka ingin didengar dan merasa dirangkul dengan orang-orang yang peduli dengan mereka. Terlebih bagus lagi jika kita bisa membawa pergumulan-pergumulan hidup mereka di dalam doa.

Sebuah pengalaman berharga juga ketika saya bisa ikut membantu pekerjaan para pemulung di sini. Khususnya saat saya membantu mereka menyortir barang-barang rongsokan. Jujur ada rasa jijik dan takut dengan keadaan di sini. Saya melihat ada belatung dari barang-barang yang mungkin mereka temukan dari sampahan. Tetapi saya hanya berdoa agar Tuhan menguatkan saya dan bisa tetap bersukacita dalam membantu mereka. Saya sangat bersyukur berada di sini dan bisa belajar juga dari materi-materi yang disampaikan oleh kakak-kakak mentor disini. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.