Ditulis oleh Ella* (To read this article in English and other languages, click here)
Tahun 2021 sekitar bulan Juni aku dan temanku praktek dua bulan dari kampus, dan kebetulan aku pelayanan dua bulan di daerah kumuh bersama tim Servants (untuk baca refleksi tentang pengalaman dua bulan klik disini). Untuk pertama aku harus mengupas aqua gelas bersama temanku disalah satu rumah seorang ibu. Jujur awalnya sedikit ada rasa jijik, bau, dan geli karena ada banyak tikus yang lewat, kecoa serta ulat belatung yang ada pada aqua-aqua gelas tersebut.
Hari pertama mengupas aqua jujur memiliki rasa campur aduk; senang juga ada, takut juga ada– pokoknya berbagai rasa. Dan baunya pun sangat bau sekali, kayak bau busuk– mungkin karena banyak sisa makanan, air yang berhari-hari ya seperti sampah busuk. Sebenernya, pada saat itu, aku tahan untuk tidak kelihatan rasa jijik dan kebauan, karena tidak enak kalau sampai dilihat oleh ibu tersebut. Sambil aku menahan rasa itu, aku berdoa dalam hati, “Tuhan tolong aku supaya tidak jijik ketika mengupas aqua ini, aku ingin belajar dan ingin jadi berkat buat ibu ini. tolong aku supaya aku bisa berjumpa engkau dan belajar dari hal ini Tuhan, Tuhan tolong aku.”
Ketika aku diam dan berdoa di dalam hati tiba tiba adasuara yang bilang, “Kamu dulu seperti aqua gelas ini. Sekarang kamu bayangkan aqua gelas ini dulusangat berarti dipajang dan dijual, lalu orang membelinya karena haus. Setelah itu, aqua itu dibuang ketika habis diminum, sehingga menjadi sampah. Atau aqua yang tidak berguna lagi bagi mereka yangmembuang itu tidak berarti lagi karena udah menjadi sampah. Tapi ternyata aqua ini masih sangatberharga bagi para pemulung, bagi mereka aqua ini adalah sumber kebutuhan sehari-hari mereka. Aquagelas ini bisa jadi uang untuk mereka. Pemulung mengambil aqua lalu di bersihkan kotorannya dansetelah itu diletakkan pada satu tempat. Jika aqua sudah dibersihkan lalu dimasukkan kedalam karung danditimbang setelah itu dijual dan mereka mendapatkan uang. Aqua yang tidak berguna tadi ternyatamenjadi berguna, menjadi mahal dan berarti buat para pemulung.”
Gambaran ini membuat aku sedikitmengeluarkan air mata, Tuhan jelas berkata bahwa manusia berdosa itu sama seperti aqua gelas yangdibuang ke tong sampah: tidak ada gunanya, tidak berarti bagi orang disekitar. Orang menganggapitusampah yang tidak layak dan harus dibakar. Tetapi ada satu yang mau mengambil manusia yang berdosaitu dari tempat sampah– yaitu Tuhan Yesus. Dia gambaran seperti pemulung. Dia mengambil danmembersihkan manusia yang berdosa, lalu Dia meletakkan manusia ditempat yang layak. Manusia yangpenuh dosa yang hidupnya tidak layak dan berguna bagi dunia– tetapi ternyata Tuhan membersihkan danmeletakkan ditempatyang layak, Dia tahu bahwa manusia ini sangat berharga bagi-Nya. Dia tahu bahwa manusia yang berdosaharus diselamatkan dan dibersihkan dari dosa-dosanya. Setelah itu manusia yang sudah bersih dari dosa,dibiarkan untuk menjadi berkat bagi banyak orang, menjadi berarti dan memberi dampak bagi orangdisekitarnya.
Gambaran ini sangat jelas pada saat aku mengupas aqua, Tuhan berbicara kepada aku melalui aqua gelas dan ini yang membuat aku menangis dan merenung. Dan aku bersyukur setelah itu aku tidak jijik lagi. Aku ingat terus tentang aqua ini, dan puji Tuhan aku sukacita ketika mengupas aqua ini. Dan yang paling mengkagetkan adalah udah tiga karung besar selesai. Setelah itu aku bilang ke ibu yang punya rumah, kalau besok ibu mau mengupas lagi ajak kami dan ibunya juga senang.
Aku tidak akan melupakan kisah aqua ini.
2 Timotius 2:21 “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”
*nama berubah
Tags: